Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah
|
Dakwah Nabi Muhammad SAW Periode
Madinah
|
|
|
Anggota Kelompok 1 :
1. Achmad Tsalis Mizan (01)
2. Ade Alfie Fitrianti (02)
3. Adinda Khairunnisa (03)
4. Aidah Salsabla M.
(04)
5. Aprillia Permatasari (05)
6. Astian Afif Arsetya (06)
SMA NEGERI 15 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2014 / 2015
|
|
|
|
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya, kami
dapat menyelesaikan laporan hasil kerja kami tentang dakwah Nabi Muhammad SAW yang kami beri judul “ Dakwah Nabi Muhammad
SAW Periode Madinah “ sebagai laporan
mengenai pengamatan kami.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membimbing kami dan yang
telah member instruksi kepada kami yaitu “ Bapak Nur Hamdi “ sehingga terselesaikannya hasil diskusi
kami.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk dapat memberikan kesempurnaan laporan ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, 26
Januari 2014
DAFTAR ISI
Kata
pengantar..................................................................................... 2
Daftar
Isi................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
1.
Latar belakang..........................................................................4
Bab II Pembahasan
1. Faktor
Hijrah ke Madinah.....................................................5
2. Arti
Hijrah dan Tujuannya................................................... 6
3. Dakwah
Rasulullah SAW di Madinah.............................. 7
4. Strategi
Dakwah Rasulullah SAW...................................... 8
5. Peperangan Pada Saat di Madinah.......................................... 9
6. Usaha Rasulullah Membentuk Masyarakat Islam...... 9
7. Hikmah Dakwah Rasulullah di
Madinah.......................13
8. Sikap dan Perilaku Teladan
Rasulullah SAW..............14
Bab III Penutup
1.Kesimpulan................................................................................ 15
2.
Saran........................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Perkembangan
pendidikan Ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK ) saat ini perlu diimbangi
dengan perkembangan keimanan dan ketakwaan (IMTAQ) ini untuk menunjang
keberhasilan pendidikan yang dilandasi keimanan dan ketakwaan.
Di era globalisasi
ini banyak para siswa yang tidak lagi mengindahkan atau mengenal agama, oleh
karena itu untuk lebih mengenalkan siswa dengan kondisi atau kaegamaan perlu
adanya pendidikan yang membawa siswa siswi untuk mengetahui sejarah atau
keadaan masa perjuangan rasul dalam mengembangkan islam agar siswa termotivasi
untuk selalu bisa menghargai agama dan bertindak sesuai dengan akidah.
Berdasarkan permasalahan tersebut
di atas, penulis tertarik untuk
membahas masalah tersebut yang dituangkan
dalam sebuah makalah dengan judul “ Dakwah Rasullulah
Periode Madinah “.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Hijrahnya Kaum Muslimin ke Madinah
1. Rencana-rencana jahat kafir Quraisy terhadap diri Nabi
Muhammad dan kaum Muslimin diantaranya,
2. Fitnah tentang Nabi Muhammad dituduh juru penerang
yang memecah belah masyarakat
3. Abu Jahal sangat memusuhi Nabi Muhammad sehingga dia
ingin membunuhnya
4. Kaum Muslimin yang di Makkah dikucilkan oleh
masyarakat Makkah selama tiga tahun.
Faktor Diplihnya Kota Yastrib untuk Hijrah :
1. Madinah adalah tempat yang paling dekat dengan Makkah
2. Sebelum jadi Nabi, Muhammad telah mempunyai hubungan
yang baik dengan penduduk madinah karena kakek nabi, Abdul Mutholib, mempunyai
istri orang Madinah
3. Penduduk Madinah sudah dikenal Nabi bahwa mereka
memiiki sifat yang lemah lembut
4. Nabi Muhammad SAW mempunyai kerabat di madinah yaitu
bani Nadjar
5. Bagi diri Nabi sendiri, hijrah ke Madinah karena
perintah Allh SWT.
Pada tahun ke-13 sesudah Nabi Muhammad diutus, 73
orang penduduk Madinah berkunjung ke Makkah untuk mengunjungi Nabi dan meminta
beliau agar pindah ke Madinah. Dikarenakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan
penduduk Madinah mudah menerima ajaran Islam yaitu :
1. Bangsa arab Yastrtib lebih memahami agama-agama
ketuhanan Karena mereka sering mendengar tentang Allah, wahyu, kubur, hisab,
berbangkit, surga dan neraka.
2. Penduduk Yastrib memerlukan seorang pemimpin yang
mampu mempersatukan suku-suku yang saling bermusuhan.
Selama dalam perjalanan ke Madinah beliau mengalami
banyak gangguan selain diganggu oleh Suraqah yang mengejar beliau sekaligus
pembunuh bayaran, beliaupun sempat singgah ke Kubah dan mendirikan masjid yang
dikenal dengan Masjid Kuba, dalam Al-Qur'an disebut
dengan Masjid Taqwa . Masjid inilah yang pertama kali dibangun
oleh Nabi Muhammad SAW.
Setelah ada berita bahwa Nabi Muhammad dalam
perjalanan menuju kota Madinah maka kaum Muslimin Madinah sudah nenunggu
kedatangan beliau dengan penuh kerinduan dan penghormatan. Pada hari Jum'at
tahun pertama hijriah bertepatan dengan tanggal 2 Juli 622M, Nabi beserta
rombongan Muhajirin lainnya disambut meriah oleh penduduk Madinah sambil
melagukan sebuah syair yang terkenal. Pada hari jum'at itu pula Nabi untuk
pertama kali mengadakan Shalat Jum'at bersama kaum Muhajirin
dan Anshor.
Setelah Nabi menetap di Madinah, barulah Nabi mulai
mengatur semua untuk kebaikan dan kepentingan penduduk Madinah serta
kepentingan umat Islam. Peristiwa hijrah nabi ke Madinah akhirnya dijadikan
sebagai awal perhitungan tahun hijriah.
B.
Arti Hijrah dan Tujuan Hijrah Rasulllah SAW
Hijrah adalah
berpindah. Maka dari itu istilah hijrah di sini dapat di artikan segbagai
pindahnya Rasull dari mekah ke madinah. Tanggal 12 Rabiul awal tahun pertama
hijrah, tepatnya tanggal 28 juni 622 M. Bertujuan untuk:
Menyelamatkan
diri dari berbagai macam tekanan kaum kafir kuraisy yang diterima oleh umat
islam
. Untuk
mendapatkan keamanan dan kebebasan dalam berdakwah serta beribadah,sehingga
dapat meningkatkan dakwah di jalan Allah dalam rangaka menegakan kalimat
tauhid.
Madinah
adalah kota mulia. Kemuliaannya karena beberapa aspek; Madinah adalah Daar Al-Hijrah
Rasulullah SAW dan sahabatnya, ia adalah markaz da’wah Rasulullah sekaligus
tempatnya wafat dan dimakamkan, tempat turunnya syariat Islam, titik tolak
(nuqthah inthilaq) perjuangan dan penyebaran Islam, pusat pemerintahan Islam
hingga masa Utsman bin Affan, dan Madinah adalah kota mulia karena didiami oleh
orang-orang mulia dan dimuliakan Allah swt. Bukti kemuliaan kota Madinah
termaktub bukan hanya dalam kitab sirah, tetapi dalam hadis-hadis Rasulullah
saw.
اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلَكَ وَعَبْدَكَ
وَنَبِيَّكَ دَعَاكَ لِأَهْلِ مَكَّةَ وَأَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ
وَرَسُولُكَ أَدْعُوكَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ مِثْلَ مَا دَعَاكَ بِهِ
إِبْرَاهِيمُ لِأَهْلِ مَكَّةَ نَدْعُوكَ أَنْ تُبَارِكَ لَهُمْ فِي صَاعِهِمْ
وَمُدِّهِمْ وَثِمَارِهِمْ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَمَا
حَبَّبْتَ إِلَيْنَا مَكَّةَ
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim
kekasih, hamba, dan Nabi-Mu, ia telah berdoa kepada-Mu untuk penduduk Mekkah,
dan aku Muhammad hamba, Nabi, dan Rasul-Mu berdoa kepada-Mu bagi penduduk
Madinah sebagaimana doa Ibrahim bagi penduduk Mekkah, kami memohon kepada-Mu
kiranya Engkau memberkahi perdagangan dan pertanian mereka. Ya Allah jadikanlah
cinta kami kepada Madinah sebagaimana Engkau menjadikan cinta kami.
Nama-Nama Ulama Madinah Dari Zaman Nabi Sampai
Sekarang adalah sebagai Berikut:
- Abu Bakar Ash-Shidiq (Sahabat)
- Umar bin Khattab (Sahabat)
- Utsman bin Affan (Sahabat)
- Ali bin Abi Thalib (Sahabat)
- Abu Hurairah (Sahabat)
- Abdullah bin Umar (Sahabat)
- Abi Said al-Khudri (Sahabat)
- Zaid bin Sabit (Sahabat)
- Sa’id bin al-Musayyab (Tabi’in)
- Urwah bin Zubair (Tabi’in)
- Ibnu Syihab Al-Zuhri (Tabi’in)
- Malik bin Anas (Tabi’ut Tabi’in)
- Ibnu Taimiyah (Kholaf)
- Abdullah bin Baz (Kholaf)
- Syaikh Al-Utsaimin (Kholaf)
C.
Dakwah Rasullullah SAW. Periode Madinah
Dakwah Rasulullah SAW
Periode Madinah Berlangsung selama 10 tahun dari tanggal 12 Rabiul Awal tahun
pertama hijrah sampai wafatnya rasulullah yakni tanggal 13 rabiul awal ke 11
hijrah.
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah),
Nabi resmi menjadi pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam
pun dimulai. Berbeda dengan periode Makkah, pada periode Madinah, Islam,
merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad mempunyai kedudukan, bukan
saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala Negara. Dengan kata lain,
dalam diri Nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaan spiritual dan kekuasaan
duniawi. Kedudukannya sebagai Rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dakwah Rasulullah SAW periode Madinah berlangsung
selama sepuluh tahun, yakni dari semenjak tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama
hijriah sampai dengan wafatnya Rasulullah SAW, tanggal 12 Rabiul Awal tahun
ke-11 hijriah.
Materi dakwah yang disampaikan Rasulullah SAW pada
periode Madinah, selain ajaran Islam yang terkandung dalam 89 surat Makiyah dan
Hadis periode Mekah, juga ajaran Islam yang terkandung dalm 25 surat Madaniyah
dan hadis periode Madinah. Adapun ajaran Islam periode Madinah, umumnya ajaran
Islam tentang masalah sosial kemasyarakatan.
Mengenai dakwah yang ditujukan kepada orang-orang yang
belum masuk Islam bertujuan agar mereka bersedia menerima Islam sebagai
agamanya, mempelajari ajaran-ajarannya dan mengamalkannya, sehingga mereka
menjadi umat Islam yang senantiasa beriman dan beramal saleh, yang berbahagia
di dunia serta sejahtera di akhirat.
Rasulullah SAW diutus oleh Allah SWT bukan hanya untuk
bangsa Arab, tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia, Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan tiadalah kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiyaa’,
21:107)
Tujuan dakwah Rasulullah SAW yang luhur
dan cara penyampaiannya yang terpuji, menyebabkan umat manusia yang belum masuk
Islam banyak yang masuk Islam dengan kemauan dan kesadaran sendiri. Namun tidak
sedikit pula orang-orang kafir yang tidak bersedia masuk Islam, bahkan mereka
berusaha menghalang-halangi orang lain masuk Islam dan juga berusaha
melenyapkan agama Islam dan umatnya dari muka bumi. Mereka itu seperti kaum
kafir Quraisy penduduk Mekah, kaum Yahudi Madinah, dan sekutu-sekutu mereka.
Setelah ada izin dari Allah SWT
untuk berperang, sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Hajj ayat 39 dan
Al-Baqarah ayat 190, maka kemudian Rasulullah SAW dan para sahabatnya menyusun
kekuatan untuk menghadapi peperangan dengan orang kafir yang tidak dapat
dihindarkan lagi.
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi
orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan
Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Q.S.
Al-Hajj, 22:39).
Artinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi
orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan
Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu” (Q.S.
Al-Hajj, 22:39).
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl, 16: 125)
D. Strategi Dakwah Rasulullah Saw Periode Madinah
Pokok-pokok pikiran yang dijadikan strategi
dakwah Rasulullah SAW periode Madinah adalah:
1. Berdakwah dimulai dari diri
sendiri, maksudnya sebelum mengajak orang lain meyakini kebenaran Islam dan
mengamalkan ajarannya, maka terlebih dahulu orang yang berdakwah itu
harus meyakini kebenaran Islam dan mengamalkan ajarannya.
2. Cara (metode) melaksanakan dakwah
sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah An-Nahl, 16: 12
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl, 16: 125)
3. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi
Rasulullah SAW dan umatnya sesuai dengan petunjuk Allah SWT dalam Surah Ali
Imran, 3: 104
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran, 3:
104)
4. Berdakwah dilandasi dengan niat
ikhlas karena Allah SWT semata, bukan dengan untuk memperoleh popularitas dan
keuntungan yang bersifat materi.
Masyarakat Islam atau masyarakat madani adalah
masyarakat yang menerapkan ajaran Islam pada seluruh aspek kehidupan, sehingga
terwujud kehidupan bermasyarakat yang baldatun tayyibatun wa rabbun
gafur, yakni masyarakat yang baik, aman, tenteram, damai, adil, dan makmur
di bawah naungan rida Allah SWT dan ampunan-Nya.
E.
Peperangan pada saat di Madinah:
1. Perang Badar
Terjadi tanggal 17
Ramadhan tahun 2 hijrah bertepatan 8 januari 623 M. Kaum muslimin berjumlah 314
orang sedangkan kafir kuraisy berjumlah 1000 orang.
2. Perang Uhud
Terjadi pada
pertengahan bulan sya”ban tahun ke 3 hijrah bulan januari tahun 625 M. Terjadi
di Gunung Uhud, sebelah utara kota Madinah. Perang ini terjadi karena kaum
kafir Kuraisy ingin membalas kekalahan di perang sebelumnya. Kaum muslimin
berkekuatan 700 orang, kaum kuraisy berjumlah 3000 orang. Peperangan umat islam
di pimpin oleh Nabi Muhammad SAW, Kaum kuraisy di pimpin oleh Abu Sufyan bin
Harb yang di damping istrinya Hindun.
ü
Penyebab kekalahan
kaum muslimin antara lain:
1. Tentara
panah berjumlah 50 orang ingkar pada Rasull
2. Adanya
kaum munafik 300 orang
3. Perbedaan
pendapat antara kaum tua dan muda
3. Perang Khandaq ( Ahzab)
Terjadi pada bulan
syawal tahun ke lima hijrah pada bulan maret tahun 627 M, Terjadi di sebelah
utara kota Madinah. Di sebut Khandaq(parit) karena kaum muslimin membuat parit
pertahanan, Dinamakan perang ahzab karena kaum kuraisy bersekutu dengan
penduduk lain yang berada di kota Mekah. Kaum muslimin berkekuatan 3000 oarng,
kaum kuraisy berjumlah 10000 orang.
F.
Usaha usaha yang di tempuh Rasulullah untuk membentuk
masyarakat islam
1. Membangun Masjid
Masjid yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah SAW
di Madinah ialah Masjid Quba, yang berjarak ± 5 km, sebelah barat daya Madinah.
Masjid Quba dibangun pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijrah (20
September 622 M).
Setelah Rasulullah SAW menetap di Madinah, pada setiap
hari Sabtu, beliau mengunjungi Masjid Quba untuk salat berjamaah dan
menyampaikan dakwah Islam.
Masjid kedua yang dibangun oleh Rasulullah SAW dan
para sahabatnya adalah Masjid Nabawi di Madinah. Masjid ini dibangun secara gotong-royong
oleh kaum Muhajirin dan Ansar, yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh
Nabi Muhammad SAW dan peletakan batu kedua, ketiga, keempat dan kelima
dilaksanakan oleh para sahabat terkemuka yakni: Abu Bakar r.a., Umar bin Khatab
r.a., Utsman bin Affan r.a. dan Ali bin Abu Thalib r.a.
Mengenai fungsi atau peranan masjid pada masa
Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:
1.
Masjid sebagai sarana pembinaan umat Islam di bidang
akidah, ibadah, dan akhlak.
2.
Masjid merupakan sarana ibadah, khususnya shalat lima
waktu, shalat Jumat, shalat Tarawih, shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
3.
Masjid merupakan tempat belajar dan mengajar tentang
agama Islam yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadis.
4.
Masjid sebagai tempat pertemuan untuk menjalin
hubungan persaudaraan sesama Muslim (ukhuwah Islamiah) demi terwujudnya
persatuan.
5.
Menjadikan masjid sebagai sarana kegiatan sosial.
Misalnya sebagai tempat penampungan zakat, infak, dan sedekah dan
menyalurkannya kepada yang berhak menerimanya, terutama para fakir miskin dan
anak-anak yatim terlantar.
6.
Menjadikan halaman masjid dengan memasang tenda,
sebagai tempat pengobatan para penderita sakit, terutama para pejuang Islam
yang menderita luka akibat perang melawan orang-orang kafir.
7.
2.
Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Ansar
Muhajirin adalah para sahabat Rasulullah SAW penduduk
Mekah yang berhijrah ke Madinah. Ansar adalah para sahabat Rasulullah SAW
penduduk asli Madinah yang memberikan pertolongan kepada kaum Muhajirin.
Rasulullah SAW bermusyawarah dengan Abu Bakar r.a. dan
Umar bin Khatab tentang mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar, sehingga
terwujud persatuan yang tangguh. Hasil musyawarah memutuskan agar setiap orang
Muhajirin mencari dan mengangkat seorang dari kalangan Ansar menjadi saudaranya
senasab (seketurunan), dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Demikian juga
sebaliknya orang Ansar.
Rasulullah SAW memberi contoh dengan mengajak Ali bin
Abi Thalib sebagai saudaranya. Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW
dicontoh oleh seluruh sahabat misalnya:
·
Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah SAW,
pahlawan Islam yang pemberani bersaudara dengan Zaid bin Haritsah, mantan hamba
sahaya, yang kemudian dijadikan anak angkat Rasulullah SAW.
·
Abu Bakar ash-Shiddiq, bersaudara dengan Kharizah bin
Zaid.
·
Umar bin Khattab bersaudara denga Itban bin Malik
al-Khazraji (Ansar).
·
Abdurrahman bin Auf bersaudara dengan Sa’ad bin Rabi
(Ansar).
Demikianlah seterusnya setiap orang Muhajirin dan
orang Ansar, termasuk Muhajirin setelah hijrahnya Rasulullah SAW,
dipersaudarakan secara sepasang- sepasang, layaknya seperti saudara senasab.
Persaudaraan secara sepasang–sepasang seperti
tersebut, ternyata membuahkan hasil sesama Muhajirin dan Ansar terjalin
hubungan persaudaraan yang lebih baik. Mereka saling mencintai, saling
menyayangi, hormat-menghormati, dan tolong-menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan.
Kaum Ansar dengan ikhlas memberikan pertolongan kepada
kaum Muhajirin berupa tempat tinggal, sandang-pangan, dan lain-lain yang
diperlukan. Namun kaum Muhajirin tidak diam berpangku tangan, mereka berusaha
sekuat tenaga untuk mencari nafkah agar dapat hidup mandiri. Misalnya,
Abdurrahman bin Auf menjadi pedagang, Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Ali bin
Abu Thalib menjadi petani kurma.
Kaum Muhajirin yang belum mempunyai tempat tinggal dan
mata pencaharian oleh Rasulullah SAW ditempatkan di bagian Masjid Nabawi yang
beratap yang disebutSuffa dan mereka dinamakan Ahlus
Suffa (penghuni Suffa). Kebutuhan-kebutuhan mereka dicukupi oleh kaum
Muhajirin dan kaum Ansar secara bergotong-royong. Kegiatan Ahlus
Suffa itu antara lain mempelajari dan menghafal Al-Qur’an dan Hadis,
kemudian diajarkannya kepada yang lain. Sedangkan apabila terjadi perang
anatara kaum Muslimin dengan kaum kafir, mereka ikut berperang.
3.
Pembangunan pranata sosial dan pemerintahan.
Pada saat Nabi Muhammad SAW tiba di Madinah,
masyarakatnya terbagi menjadi berbagai kelompok besar, yaitu kelompok Muhajirin
dan kelompok Anshar, Yahudi, Nasrani, dan penyembah berhala. Pada awalnya,
mereka semua menerima kedatangan Nabi dan umat Islam. Namun setelah masyarakat
muslim berkembang menjadi besar dan berkuasa, mereka mulai menaruh rasa dendam
dan tidak suka.
Untuk mengatasi berbagai persoalan tersebut, Nabi saw
mencoba menata sistem sosial agar mereka dapat hidup damai dan tenteram. Untuk
kalangan umat Islam, Nabi saw telah mempersaudarakan antara Muhajirin dan
Anshar. Sementara untuk kalangan non muslim, mereka diikat dengan peraturan
yang dirancang Nabi dan umat Islam yang tertuang di dalam Piagam Madinah.
Pada masa Rasulullah, penduduk Madinah mayoritas sudah
beragam Islam, sehingga masyarakat Islam sudah terbentuk, maka adanya
pemerintahan Islam merupakan keharusan. Rasulullah SAW selain sebagai seorang
Nabi dan Rasul, juga tampil sebagai seorang Kepala Negara (khalifah).
Sebagai Kepala Negara, Rasulullah SAW telah meletakkan
dasar bagi setiap sistem politik Islam, yakni musyawarah. Melalui musyawarah,
umat Islam dapat mengangkat wakil-wakil rakyat dan kepala pemerintahan, serta
membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh seluruh rakyatnya. Dengan
syarat, peraturan-peraturan itu tidak menyimpang dari tuntutan Al-Qur’an dan
Hadis.
4.
Mengadakan Perjanjian perdamaian dengan kaum
Yahudi
Rasull telah
mengambil langkah yang tepat yakni mengadakan perjanjian perdamain dengan
bangsa yahudi dan tindakan ini belum pernah dilakukan Rasull-Rasull sebelumnya.
Isi perjanjian kaum
Yahudi:
a. Kaum
Yahudi berdampingan dengan kaum Yahudi Muslim
b. Kedua
belah pihak wajib menolong
c. Kota
Madinah dijadikan Kota suci
d. Jika
terjadi perselisihan antar mereka, penyelesaian diserahkan pada Rasulullah SAW
e. Siapa
saja yang tinggal di dalam/di luar Madinah wajib di lindungi keuamanan-nya
G. Hikmah
sejarah Dakwah Rasulullah SAW peride Madinah
Hikmah
Dakwah tersebutAntara lain:
1. Terjadinya
persaudaraan sebagaimana yang dilakukan oleh kaum muhajirin dan ansar yang
dapat memberikan rasa aman, tentram, serta memperkuat ukhuwah islamiya
2. Sikap
penjaga persatuan dan saling menghormati antar sesame pemeluk agama
3. Memahami
bahwa umat islam harus berpegang pada aturan Allah.
4. Menjadikan
perjuangan Rasull sebagai sumber inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan islam
berdasarkan peraturan Allah
H. Sikap
dan perilaku yang mencerminkan dakwah Rasull SAW
1. Mengimani
dengan sebenar-benarnya bahwa nabi Muhammad SAW adalah Rasull dan Nabi penutup
para nabi
2. Mencintai
Rasulullah
3. Membiasakan
yang disunahkan oleh Raull
4. Gemar
& senang membaca buku sejarah nabi
5. Memelihara
silaturahmi dengan sesama manusia
6. Berkunjung
ke tanah suci/madinah untuk melihat atau menapak tilas perjuangan nabi Muhammad
SAW
7. Mempelajari
dan memahami Al-Qur’an & hadis-hadisnya
8. Senantiasa
berjihad di jalan Allah
9. Aktip
dalam acara kepanitiaan untuk memperingati hari hari besar islam
10. Memrawat
dan melestarikan tempat ibadah (Mesjid)
11. Menekuni
dan mempelajari warisan nabi Muhammad SAW
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah
ini adalah bahwasanya Nabi Muhammad saw merupakan nabi dan rasul yang diutus
kepada manusia untuk memberikan bimbingan kepada jalan yang lurus dengan
perjuangan yang gigih. Beliau berhasil merubah kebiasaan umat manusia dari
keburukan kepada jalan kebenaran untuk menyembah allah swt.
Dan bagaimana kita
sebagai umat islam untuk menjadikan beliau sebagai contoh dan suri taulaadan
bagi kita dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkungan keluarga, agama,
masyarakat, dan bernegara.
Saran
Adapun saran penulis
kepada pembaca agar dapat lebih mengetahui tentang kehidupan nabi Muhammad SAW,
proses turunnya wahyu yang pertama, hijrahnya nabi ke Madinah, dan proses
pembentukan Negara Madinah sekaligus dapat memahami isi-isi piagam Madinah.
Selain dari pada itu, bila terdapat kesalahan kami mohon maaf karena masih
dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik (ed.) 2002. Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve.
Ali, K . . Sejarah Islam. Jakarta:
Srigunting.
Al Jaziri, Abu Bakar. 2002. Ensiklopedi
Muslim. Jakarta; Darul Fatah
Daradjat, Zakiah. 1999. Dasar-Dasar Agma
Islam.Jakarta: Universitas Terbuka
Daud, Ma’mun. (terj). 1993. Terjemahan Hadis
Sahih Bukhari. Jakarta : Widjaya
Osman, A. Latif. 2001.Ringkasan Sejarah Islam.Jakarta:
[1] Samsul
Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010),
hal. 63.
[2] http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.html,
di akses pada 14 Maret 2013.
[3] Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, ),
hal. 25.
[4] http://saminsyb.blogspot.com/2012/01/ski-sejarah-dakwah-rasulullah-saw.html,
di akses pada 14 Maret 2013.
[5] http://kajian-muslimah.blogspot.com/2005/05/shirah-tentang-fase-dakwah-di-madinah.html,
di akses pada 14 Maret 2013.
[6] Murodi, Sejarah
Kebudayaan Islam, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2009), hal. 18.
[7] Ibid, hal.
19.
[8] Samsul
Munir, Op. Cit, hal. 69.
[9] Murodi, Loc.
Cit, hal. 20.
Tabi'in artinya pengikut, adalah orang Islam awal yang masa
hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup Nabi Muhammad
Ahli Khalaf merupakan gerakan ulama yang
menghidupkan dan meneruskan tradisi salaf, menolak bid'ah dan khurafat supaya
kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah.
Salaf juga bermaksud
sekumpulan pendahulu atau suatu kaum yang mendahului dalam
perjalanan.Allah
Perkataan ahli Salaf dari sudut metodologi ( manhaj )
bererti generasi awal Islam yang hidup dalam lingkungan 300 tahun pertama
Hijriyah.
Komentar
Posting Komentar