Isu Publik


TAHUN AJARAN 2014 / 2015
 

SMA NEGERI 15 SURABAYA
 

Anggota Kelompok 3 :
1.   Aidah Salsabila .M.              X8/04
2.   Aprilia Permata .S.               X8/06
3.   Astian Afif .A.                       X8/07
4.   Berliana Rizky .A.                        X8/08
5.   Bimo Sakti .P.                       X8/09


 

Bahasa Indonesia
“Mengkreasikan Anekdot Tentang Isu Publik”
 

 KATA PENGANTAR

   Puji syukur  kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan laporan hasil kerja kami tentang kreasi anekdot yang kami beri judul “ Mengkreasikan Anekdot Tentang Isu Publik  “ sebagai laporan mengenai pengamatan kami.
   Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membimbing kami dan yang telah member instruksi kepada kami yaitu ibu Amenah, guru Bahasa Indonesia kami sehingga terselesaikannya hasil diskusi kami.
    Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk dapat memberikan kesempurnaan laporan ini, sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya,  28 Januari 2014



Peta Konsep











A. Menginterpretasi Teks Anekdot
          Pengertian interpretasi menurut KBBI adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu; tafsiran (1998: 157).
          Maka Interpretasi anekdot merupakan bagian dari cara memaknai sebuah anekdot .
          Tujuannya adalah siswa mengetahui pesan yang terkandung dalam sebuah anekdot yang disampaikan oleh penulis anekdot tersebut tersebut. 
          Misalkan terdapat contoh anekdot seperti ini:

SERATUS UNGKAPAN ABS
          Setelah lulus dari ujian Negara di Beijing, seorang pemuda diangkat menjadi pejabat pemerintahan ibu kota provinsi. Sebelum pergi, ia mengucapkan selamat tingal kepada mentornya yang seorang pejabat senior.
“bekerja di pemerintahan provinsi tidaklah mudah. Kamu harus berhati-hati,” ujar pejabat itu menasehati.
“baiklah. Terimakasih, pak,” kata pemuda itu. “mohon jangan khawatir. Saya telah menyiapkan seratus ungakapan ABS (Asal Bapak Senang). Kalau nanti saya bertemu dengan pejabat disana, saya akan menggunakannya. Dia pasti akan senang.”
          “bagaimana kamu dapat melakukan hal itu?” Tanya pejabat itu dengan nada tidak suka. “kita adalah pejabat sejati. Kita mempunyai prinsip. Kita tidak boleh termakan sanjungan.”
Pemuda itu menjawab lagi, “sayangnya, pada kenyataannya kebanyakan orang senang disanjung, pak. Hanya beberapa pria yang benar-benar sejati seperti anda yang tidak menyukai sanjungan.”
“mungkin kamu benar!”  pejabat senior itu menganggu sambil tersenyum.
         
Dari teks Anekdot diatas, dapat kita interpretasikan bahwa:
          Seorang pejabat yang mengaku sebagai seorang “Pejabat Sejati” nyatanya dapat merasa tersanjung dengan rayuan anak buahnya.
          Dari situ, kita dapat menyimpulkan bahwa pejabatv jaman sekarang  mudah “dibujuk oleh rayuan”. Dan hal ini membuktikan bahwa para pejabat negara memiliki mental yang lemah.



B. Membuat Anekdot Tentang Isu Publik
Langkah – Langkah Membuat Anekdot Tentang Isu Publik :
1.     Menentukan topik yang lucu dan mengandung hikmah atau pelajaran tertentu.
2.      Menyusun (membayangkan) cerita yang akan disajikan . Menyusun subtopik yang akan dibahas dalam Anekdot.
3.      Menyusun kerangka anekdot dengan memanfaatkan subtopik.
4.      Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi anekdot utuh.

Contoh Penyusunan Anekdot Isu Publik:
1.     Menentukan topik yang lucu dan mengandung hikmah atau pelajaran tertentu.
Contoh : Undang –Undang Bisa Dibeli
2.      Menyusun (membayangkan) cerita yang akan disajikan .
 * Cerita seperti apa yang akan  disajikan. (Dibayangkan situasi dan kondisi pada cerita.
3.      Menyusun subtopik yang akan dibahas dalam Anekdot.
a. Alan berpergian bersama Dodi
B. Alan melanggar rambu lalu lintas
c. Alan merasa tidak bersalah
d. Alan mengeluarkan sejumlah uang
4.      Menyusun kerangka anekdot dengan memanfaatkan subtopik.
a. Alan mencari sarapan bersama Dodi
b. Alan melanggar rambu lalu lintas
c. Dodi menegur Alan karena perbuatannya
d. Alan dengan santainya mengeluarkan sejumlah uang
5.      Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi anekdot utuh.
Seperti pada contoh berikut :

BIKIN UNDANG-UNDANG
Dodi datang bertandang pada sepupunya yang bernama Allan, ia berdomisili di sebuah kota. Suatu pagi yang lengang Dodi diajak cari sarapan, mereka naik mobil, tentu Allan yang nyopir. Di perempatan jalan, waduh…, lampu merah menyala, tapi Allan melaju terus, maka itu Dodi menegor sepupunya itu.
Dodi : Lampu merah, mengapa engkau melaju terus?!
Allan : Alah…, tenang aja, di Negeri ini aku bisa bikin Undang-undang      kok…!, jawabnya santai..
Dodi : Bagaimana bisa?!, bukankah yang membuat Undang-undang itu     DPR dan Pemerintah?!
Allan : (Meminggirkan mobilnya)
Dodi : Mengapa meminggir?!
Allan : Mau menjawab pertanyaanmu!!, jawabnya ketus.
Dodi : Mengapa harus meminggir?!
Allan : (Mobil dihentikan, lalu dirogoh saku celananya serta diambil dompetnya yang tebal itu dan ditaruhnya di depan Dodi seraya          berkata): Ini jawabannya!! Sambil menancapkan gas…
Dodi : Memang kamu pikir dengan uang akan memudahkanmu ?
Allan : Halah.... Kamu masa gk tau kabar – kabar kayak gini...
Dodi : Hmm.... Mudah sekali yaa...



C. Menyunting Teks Anekdot
Tujuan dari penyutingan adalah untuk membenahi isi, bahasa dan ejaan dalam teks Anekdot.
Aspek dalam penyuntingan teks Anekdot :
A.               Isi
          - Apakah alur cerita pada Anekdot mengandung kelucuan atau tidak.
          - Apakah hikmah / pelajaran yang dapat dipetik
B. Bahasa
          - Apakah kalimatnya sudah efektif atau belum.
          - Apakah pemilihan katanya sudah tepat atau     belum
C. Ejaan
          - Apakah penggunaan tanda bacanya sudah        tepat atau belum.
          - Apakah penulisan huruf pada setiap kata /       kalimat       sudah benar atau belum.

D. Mengabstraksi Teks Anekdot
          Mengabstraksi anekdot berartu merumuskankembali secara ringkas isi suatu anekdot.
          Anekdot dapat kita susun dapat kita susun riingkasan, yakni dari pokok yang ada pada anekdot itu, yaitu tokoh utama, peristiwa penting, dan latarnya di samping menyebutkan hal lucu dan hikmah yang ada (atau biasa disebut unsur intrinsik)



·      Pokok Anekdot dalam Bentuk Tabel

No
Pokok – Pokok Anekdot
Deskripsi
1
Tokoh Utama
Dodi dan Alan
2
Peristiwa Penting
Peraturan yang bisa dibayar
3
Latar
Suasana : Menegangkan
Waktu : Pagi hari
Tempat : Dijalan raya
4
Kelucuan
Kenekadan Alan yang justru memarkir mobilnya dipinggir (setelah melanggar rambu lalu lintas) lalu memberikan sejumlah uang kepada petugas ketertiban lalu lintas.
5
Hikmah
Ketegasan peraturan di Negeri ini harus lebih ditingkatakan. Pelanggaran yang ada harus benar – benar ditindak lanjuti.








·       Pokok Anekdot dalam Bentuk Naratif
Seorang pengendara mobil melanggar rambu lalu lintas. Pengendara tersebut tetap santai mengendarai kendaraannya. Pengendara, Alan, berkata pada Dodi bahwa tak nperlu khawatir bila melanggar rambu lalu lintas. Ia membuktikan kata – katanya  dengan  menghentikan kendaraannya dan mengeluarkan sejumlah uang.

E. Mengonversi Anekdot Menjadi Teks Lain
          Mengonversi berarti merubah dari suatu sistem ke sistem lain. Dari kedua contoh Anekdot yang telah disajikan, dapat kita simpulkan bahwa pada anekdot “Seratus Ungkapan ABS”  adalah anekdot yang disajikan secara naratif dan anekdot “Bikin Undang – Undang” adalah anekdot yang disajikan secara dialog / dramatik.
Mengapa bisa begitu ? Berikut ulasnnya.
A.   Anekdot dalam  Format Naratif
Anekdot yang disajikan dengan kejelasan tokoh , alur, peristiwa,        dan latar. Dalam format ini, anekdot yang disajikan juga dapat memperlihatkan sifat / watak para tokoh secara jelas. Hikmah yang dapat dipetik lebih mudah kita simpulkan.
B.   Anekdot dalam Format Dramatik
Anekdot yang disajikandalam bentuk dialog. Latar  tidak selalu dijelaskan dalam cerita (seperti : latar suasana). Dan dalam penyajiannya, anekdot ini lebih mudah dimengerti karena menggunakan ekspresi (lakuan)

Komentar

Postingan Populer